Dasi : Cerminan diri
Dasi adalah aksesoris dunia profesional yang tak lepas dari style dan mode. Dasi juga menunjukkan kesan formal dan resmi dalam berpakaian. Dasi menandakan kerapian sperti yang dikatakan orang “rapi amat hari ini” …
Sejarah Dasi
Ngga ada yang tahu persis kapan orang berpikiran untuk memakai dasi. Tapi menurut desas desus, dasi digunakan ketika orang mulai menggunakan kemeja ( ya iya lah kalo pake T Shirt kan aneh banget dasinya! ).
Jadi begini, dahulu, teknologi perkancingan belum begitu canggih seperti sekarang. Akibatnya sering kali itu kancing copot dan kemeja pun gak keliatan rapi lagi. Bisa juga karena buru-buru, kancingnya lupa terpasang dan kesannya juga jadi tidak rapi. Pada suatu ketika, ada orang yang dapet ilham untuk memasang sehelai kain bercorak untuk menutupi kancingnya yang copot. Orang-orang yang melihat awalnya merasa aneh, tapi satu demi satu mulai ikut memasang helaian kain yang bagus. Kemudian bentuknya pun disempurnakan.
Para desainer professional kemudian melihat mode ini dan membuat variasi yang lebih banyak lagi. Juga diatur cara memasang dasi agar tampil lebih mewah. Juga karena ada yang susah belajar, dibuat dasi siap pasang. Akhirnya sampai hari ini dasi sudah mendunia dan menjadi aksesoris wajib untuk pakaian formal.
Filosofi Dasi
Taukah kawan, ternyata dasi juga memiliki aspek-aspek filosofis. Aspek ini bisa kita lihat berdasarkan bentuk, warna maupun cara memasang dasi. Nah, begini filosofinya:
Dasi Garis-Garis : Menunjukkan orang yang memakai adalah orang yang taat aturan dan suka berjalan dalam keteraturan.
Dasi kotak-kotak : Orang yang suka menganalisis sesuatu dalam kelompok-kelompok secara teratur.
Dasi corak polos : Orang yang lugas, gak suka basa-basi, to the point saja.
Dasi bunga-bunga : Orang yang menilai dunia adalah tempat yang indah, romantis dan menempatkan cinta diatas sgalanya.
Dasi gambar kartun : Orang yang suka kegembiraan dan ceria dan berwarna-warni.
Dasi batik : Orang yang konservatif dan menghargai karya seni.
Dasi kepanjangan : Orang yang selalu memberi lebih pada orang lain.
Dasi kependekkan : Orang yang tidak suka boros.
Dasi miring/mencong : Orang yang tidak suka kemonotonan, suka hal yang dinamis, aktif dan bergerak.
Dasi kusut : Orang yang fokus pada tujuan, biasanya hanya peduli pada hasil, tidak peduli proses.
Dasi kucel : Orang yang pemalas dan suka cari gampangnya.
Dasi warna ngejreng : Orang super pede yang melihat dunia ada dibawah kakinya.
Dasi polka dot (totol-totol) : Orang yang gak tau mode.
Dasi gambar bola dunia : Orang yang cita-citanya mencoba menguasai dunia.
Dasi motif hewan : Orang penyayang binatang.
Dasi gambar bintang : Orang yang high achiever.
Dasi motif hati : Orang yang romantis.
Dasi gambar tengkorak : Orang yang tidak takut mati.
Dasi gak jelas motifnya : Orang yang hidup tanpa tujuan.
Nah, jadi dasi mana yang Anda suka pakai? Silakan nilai diri Anda sendiri.
Mr.Habibie Burhani 201008
Sumber: http://habibie.blog.friendster.com
Ilmu Komputer, Tempat kuliah mahasiswa UGM berdasi
Kampanye, ide dan konsep
Dasi merupakan interpretasi gaya hidup seorang professional. Baca di sini : http://id.wikipedia.org/wiki/Dasi dan di sini : http://en.wikipedia.org/wiki/Necktie . Dengan mengenakan dasi, pada pandangan orang lain terhadap diri kita akan berbeda, dibandingkan dengan hem berkerah yang biasa kita gunakan. Penghormatan yang lebih baik..
Bagi saya, dengan mengenakan dasi, berarti saya menghormati segala usaha jerih payah, harapan dan cita-cita saya menjadi seorang professional, dosen, dan pengusaha.
Banyak psikolog berpendapat, apa yang kita bisa dan apa yang kita tidak bisa berasal dari pandangan kita terhadap diri kita sendiri. sepertinya pola pikir demikian yang menyebabkan salah satu institusi pendidikan mewajibkan semua mahasiswanya mengenakan dasi (baca: tempat kuliah orang berdasi). dengan harapan, disiplin dan kerapian citra diri mahasiswa akan membangun pola pikir dan harapan yang lebih sebagai professional. mendongkrak kepercayaan diri dan kesungguhan usaha.
ketika saya berkesempatan mengajar di S2 Magister Sistem Teknik UGM, walau hanya sebentar, saya merasakan bahwa dasi membawa kekuatan tersendiri bagi kita. dengan memposisikan diri sebagai dosen professional, semangat untuk datang lebih tepat waktu, mengajar dengan lebih baik, menjadi sangat tinggi. entah kenapa, saya sebut dengan “kekuatan ajaib sebuah dasi”.
Peningkatan kualitas seperti apa yang dapat dasi lakukan untuk jurusan Ilmu Komputer FMIPA UGM? saya awali dengan berkampanye terhadap diri saya sendiri selaku tenaga pengajar praktikum ( walau status belum tetap, alias pocokan ) untuk selalu mengenakan dasi-rapi ketika berada di lingkungan kampus. memberikan semangat kepada diri saya dan rekan-rekan, untuk menjadi professional, baik apapun profesi anda. Termasuk MAHASISWA dan DOSEN tentu saja..Mari kita wujudkan “Ilmu Komputer, tempat kuliah mahasiswa UGM berdasi”
Sumber: http://www.hatma.info/?tag=dasi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment